"LAHIR UNTUK MUHAMMADIYAH"
Diusia Muhammadiyah yang cukup tua Muhammadiyah tetap berkembang di ranting-ranting yang kencil, sama halnya desa tempat tinggal Ahmad, Dusun yang kecil dan jauh dari perkotaan. Ahmad adalah anak yang rajin dan aktif berorganisasi.
Dulu ketika Ahmad masih muda sering kali Ahmad mengikuti setiap event kegiatan yang ada di Muhammadiyah, karena didaerah tempat tinggalnya mayoritas masyarakat adalah Muhammadiyah, maka Ahmad pun mulai kecil sekolah di lembaga pendidikan milik Muhammadiyah, mulai dari sekolah MI Muhammadiyah sampai ketika di MTsnya Ahmad masih sekolah Muhammadiyah, ketika setelah lulus dari MTs Muhammadiyah, Ahmad sempat bingung ketika ditanya bapaknya.
"Ahmad setelah lulus dari MTs kamu mau melanjutkan kemana mad??" Tanya Bapak Ahmad.
"Ahmad masih pilih-pilih sekolah yang cocok bapak", jawab Ahmad. Ahmad pun masih bingung harus memilih sekolah kemana.
Pada waktu itu menjelang kelulusan Sekolah, Ahmad masih berfikir sekolah mana yang harus dipilihnya, apakah mau tetap sekolah di Muhammadiyah atau tidak. Ketika teman-temannya Ahmad sudah pada daftar di sekolah-sekolah yang diminatinya, ada yang sekolah di SMA negeri, ada yang di Pesantren, ada yang keluar Daerah. Ahmad sempat bertanya kepada teman-temannya yang sudah daftar sekolah.
"Arif kamu jadi daftar sekolah dimana?" tanya Ahmad kepada temannya yang bernama Arif.
Arif menjawab sambil menanya balik kepada Ahmad. "saya sudah di daftarkan ke pesantren mad oleh orang tuaku, kalau kamu daftar dimana mad?"
“Aku belum daftar kemana-mana rif, masih bingung mau daftar ke sekolah mana” jawab Ahmad. Sambil memegang kepalanya, Ahmad pun masih belum bisa menyampaikan dan menentukan pilihan.
Ditengah malam yang sunyi, hanya terdengar suara jarum jam dinding yang bergerak, sambil menatap keatas kamar, fikiran Ahmad pun tak karuan, karena harus menentukan pilihan terbaiknya untuk memilih sekolah lanjutannya.
Pagi telah datang Ahmad bangun dari kamar tidurnya dan melaksanakan sholat subuh di mushola bersama bapaknya.
Ahmad ditanya kembali oleh bapaknya “jadi sudah menentukan pilihan dimana mad?” tanya bapak Ahmad.
“Sampun pak (bahasa jawa yang berarti sudah), mungkin ini bukan sekolah yang terbaik pak, tapi akan menjadikan saya menjadi orang yang baik” jawab Ahmad dengan jawaban yang cukup menyakinkan.
“Iya terus dimana mad?” tanya bapak lagi.
Ahmad dengan tegas menjawabnya “saya akan daftar di sekolah SMA Muhammadiyah yang tidak jauh dari sini bapak”.
Bapaknya melihat Ahmad dengan wajah yang cukup bahagia karena anaknya sudah menentukan pilihannya, kemudian Bapak Ahmad menjawab “kenapa kamu sekolah di Muhammadiyah lagi, apa gak kepingin sekolah di selain Muhammadiyah, dari kecil kan kamu sudah sekolah di Muhammadiyah ?”.
Ahmad tidak bisa menjawab pertanyaan dari bapaknya yang satu ini. Ahmad pun tidak berbicara apapun. Ahmad memang orangnya pemikir, setiap ada masalah apapun dia tidak langsung menentukan dan menyampaikan kepada siapapun, tetapi selalu dipikirkan dengan matang. Mengingat masa Ahmad ketika di MTs Muhammadiyah ternyata Ahmad pernah aktif di organisasi pelajar yakni IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah). Ternyata keputusan dari Ahmad memilih sekolah lanjutannya ke SMA Muhammadiyah salah satu pertimbangannya adalah karena dia mau meneruskan bakatnya di Organisasi Muhammadiyah. Ahmad di bandingkan dengan teman-temannya, dia bukanlah anak yang pintar dalam pelajaran di kelasnya, ngomong masalah peringkat Ahmad kalah dengan teman-temannya, tetapi peringkatnya pun tidak jelek amat, peringkatnya antara peringkat tiga sampai lima. Tetapi Ahmad punya jiwa kepemimpinan yang cukup bagus. Ketika pemilihan Ketua di IPM sekolahnya Ahmad mendapatkan suara terbanyak dan dijadikan Ketua Umum di IPM. Ketika Ahmad sudah masuk sekolah SMA Muhammadiyah, ternyata hanya Ahmad sendiri lah yang sekolah di SMA Muhammadiyah, semua teman-temannya dulu di MTs tidak ada sekolah yang sama dengannya. Harapan Ahmad Ketika di SMA Muhammadiyah, Ahmad ingin melanjutkan bakatnya di Organisasi Muhammadiyah. Ternyata harapannya tersampaikan ketika sudah masuk sekolah di SMA Muhammadiyah, Ahmad sangat semangat sekali ketika mengikuti kegiatan-kegiatan IPM di sekolahnya mulai kelas satu sampai kelas tiga dia tetap aktif di IPM.
Pada waktu akan ada Kegiatan Perkaderan IPM. Ahmad ditanya oleh teman sekelasnya. “Mad apakah nanti kamu hadir di acara IPM?”
“Insya'allah saya akan hadir” jawab Ahmad dengan semangat.
Besoknya Ahmad Hadir di acara perkaderan IPM di sekolahnya. Selain aktif di IPM, Ahmad juga aktif di kegiatan-kegiatan sekolah yang lainnya. Sering kali Ahmad pulang terlambat dari sekolahnya karena ikut kegiatan di IPM selesai sekolah. Keaktifannya tidak putus sampai di SMA saja tetapi Ahmad masih menjutkan keaktifannya sampai diperkuliahannya. Ketika diperkuliahan pun Ahmad aktif di Organisasi tingkat kemahasiswaan yakni di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Baginya Organisasi adalah segalanya, dia tidak pernah menyesal mengikuti Organisasi di Muhammadiyah. Dalam benak fikiran Ahmad dengan percaya diri berkata “Bahwa Manfaat organisasi sangatlah banyak sekali, tidak hari ini manfaat organisasi itu datang, aku akan merasakan manfaatnya itu dimasa yang akan datang.” Ketika Ahmad berkumpul dengan teman masa kecilnya dulu, sering kali Ahmad ditanya oleh teman-temannya, “ Mad kok kamu bisa aktif di organisasi IPM, IMM caranya bagaimana? Sekali-kali kita di ajak kegiatannya”.
Kadang Ahmad menjawab dengan jawaban yang tidak serius kadang dengan jawaban yang cukup menarik. Ahmad pernah berfikir kenapa dirinya sendiri bisa aktif di organisasi Muhammadiyah, ketika Ahmad di minta menjawab pertanyaan “Mengapa Aku harus Muhammadiyah?”. Ahmad akan menjawab bahwa Muhammadiyah Organisasi yang bijaksana, memutuskan sesuatu dengan cara Musyawarah. Muhammadiyah punya dasar Al-Qur’an dan As-sunnah. Bekerja secara kolektif kolegial. Seperti yang dilakukan oleh Ahmad ketika dia di setiap menjadi pimpinan di Organisasi Muhammadiyah. Dari Muhammadiyah Ahmad belajar kepemimpinan, belajar bersosial, belajar ilmu dan bisa menjadi orang dewasa. Tetapi semua yang didapat ketika diorganisasi tidak cukup digunakan untuk kepentingan dirinya Sendiri. Ahmad punya cita-cita ingin menyerahkan dirinya untuk Muhammadiyah. Baik itu tenaga, waktu dan fikiran. Karena Ahmad selalu ingat dengan pesan dari KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah yakni “Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah, jadilah master, insinyur dan professor lalu kembalilah kepada Muhammadiyah”. Kata-kata itu selalu teringat pada diri Ahmad. Ahmad memang terlahir untuk Muhammadiyah, Ahmad dibesarkan oleh Muhammadiyah, mulai dari sekolahnya sampai aktif di Ortom-ortomnya. Muhammadiyah telah mendewasakan jiwa Ahmad. Di Muhammadiyahlah Ahmad mengabdi dan berjuang demi mewujudkan Masyarakat yang berkemajuan.. Hari ini Ahmad mengabdi di suatu lembaga pendidikan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) didaerahnya sebagai pendidik. Baginya pendidik adalah pekerjaan yang penuh dengan keikhlasan dan kesabaran. Harapannya nanti anak didiknya bisa menjadi generasi yang berguna bagi umat dan bangsa ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar